Senin, 27 April 2015

Analisis Novel Negeri 5 Menara

·         UNSUR INTRINSIK

A. Tema

Tema dari novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi adalah pendidikan, dan sebuah kerja keras yang menghasilkan kesuksesan. Hal ini dapat dilihat dari latar tempat yaitu dipesantren dimana kegiatan utama yang dilakukan sehari-hari tokoh utama adalah belajar. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan novel berikut:
Bagai sebuah konspirasi besar untuk mencuci otak, metode total immersion ini cocok dengan lingkungan yang sangat mendukung. Tidak cukup dengan itu, entah siapa yang menyuruh, banyak diantra kami yang membawa kamus. Kalau bukan kamus cetak, kami pasti membawa buku mufradhat, buku tulis biasa yang dipotong kecil sehingga lebih tipis dan gampang dibawah kemana-mana. Murid dengan buku mufradhat ditangan gampang ditemukan sedang antri mandi, antri makan, berjalan, bahkan di antara kegiatan olahraga sekalipun.( hal. 133-135 ). Dan juga Hal ini dapat dibuktikan dari halaman awal, yaitu kutipan dari imam syafi'i dan kalimat "MAN JADDA WAJADA" , yang di teriakan ustad salman pada awal pertemuan alif di PM, arti dari man jadda wajadda sendiri adalah siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil [Hlm : 40-41}

B. Penokohan

1. Amak 
Ramah kepada siapa saja. ["Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa saja" (hlm : 6)]
Peduli kepada peradaban islam di masa depan. ["Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk     kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat" (hlm : 9)] 
Penyayang ["kasih sayang amak...." (hlm : 11)]

2. Ayah
Peduli dan setia kepada anaknya. ["Saya mau mengantar anak..." (hlm : 19)]
Orang yang Amanah ["Amanat dai jamaah surau untuk membeli sapi..." (hlm : 91)]

3. Alif
(tokoh utama) dalam novel ini adalah tokoh yang protagonis. Alif digambarkan sebagai sosok generasi muda yang penuh motivasi, bakat, semangat untuk maju, tidak kenal menyerah, penurut dan patuh. ["selama ini aku anak penurut" (hlm : 11)}
Tidak konsisten terhadap pilihan [" aku sendiri belum yakin betul terhadap keputusan ini" (hlm : 13)]

4. Dulmajid
Mandiri ["Tentu saja aku datang sendiri" (hlm : 27)]
Rajin belajar ["Animo belajarnya memang maut" (hlm : 46)] 
Setia kawan ["...paling setia kawan yang aku kenal" (hlm : 46)]

5. Raja Lubis
Percaya diri ["maju dengan penuh percaya diri" (hlm : 44)]
Rajin membaca["hobi utamanya membaca buku" (hlm : 45)]
Mau berbagi ["...dia tidak pelit dengan informasi" (hlm : 61)]

6. Said
Berpikiran dewasa ["dia yang paling dewasa di antara kami" (hlm : 45)]
kurang percaya diri ["dia memang tidak terlalu pede..." (hlm : 206)]

7. Baso
Baso adalah teman Alif merupakan anak yang paling rajin dan paling bersegera disuruh ke mesjid.
Orang yang agamis ["saya ingin mendalami agama islam dan menjadi penghapal Al-Quran" (hlm : 46)]
Orang yang sangat peduli ["....merawat nenek dan pulang, mungkin selamanya..." (hlm : 362)]
Berbakti kepada orangtua ["motivasi besar menghapal Al-Quran adalah pengabdian kepada orangtua" (hlm : 363)] 

8. Atang
Orang yang menepati janji ["susuai janji, Atang yang membayari ongkos"(hlm : 221)]
Humoris ["memasukkan berbagai macam guyon sunda yang membuat hadirin terpingkal-pingkal" (hlm : 220]

C. Latar

1. Tempat
Pondok Madani ["selamat datang di pondok madani" (hlm : 30)]
Aula ["murid-murid berbndong-bondong memenuhi aula" (hlm : 48)]
Lapangan ["masing-masing melintasi lapangan besar..." (hlm : 62)]
Kamar ["pintu kayu kamar bergetar-getar digedornya" (hlm : 84)]
Menara ["Di bawah bayangan menara ini kami lewatkan waktu...." (hlm : 94)]
Kelas ["Ustad Salman masuk kelas..." (hlm : 105)]
Bandung ["kami telah masuk Bandung..." (hlm : 218)] 

2. Waktu
Latar waktu adalah kapan terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa detik, menit, jam, jari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga sangat mungkin pengarang tidak menentukan secara persis tahun, tanggal atau hari terjadinya peristiwa, namun hanya menyebutkan saat Hari Raya, tahun baru dan sebagainya yang pada akhirnya juga akan mengacu kepada waktu seperti tanggal dan bulan tergantung latar tempat dalam cerita. Misalnya tahun baru di Indonesia identik dengan 1 Januari, namun di Arab tahun baru lebih identik pada 1 Muharram.
Di dalam novel negeri 5 menara ini latar yang menunjukkan waktu cukup mendominasi. Contoh dalam bab I ‘Desember 2003 jam 16.00, hal 1” dan bab 15 “ bagi kami, kemudian hari jum’at ialah hari favoite nabi Muhammad”.

Sore hari ["matahari telah tergelincir di ufuk..." (hlm : 62)]
pagi hari ["rasanya udara pagi lebih segar...." (hlm : 127)]
Malam hari [malam ini untuk pertama kalinya kami..." (hlm : 238)]
Din hari ["sekitar jam dua pagi..." (hlm : 244)]

3. Suasana
Menegangkan ["kami mendengar suara orang berteriak dan bunyi kaki berlarimendekat ke arah kami" (hlm : 246)]
Bahagia ["kami senang bisa menangkap pencuri dan lebih senang lagi lepas dari kewajiban jadi jasus" (hlm : 249)]
Gelisah ["kegelisahanku yang naik turun..." (hlm : 369)]

D. Alur/Plot
Alur yang digunakan adalah alur campuran.

1. Eksposisi
Kisah berawal dari seorang wartawan VOA, yang sedang berada di Washington DC. Wartawan itu bernama Alif Fikri. tanpa disengaja ia mengecek laptopnya dan tiba-tiba ada pesan masuk dari seorang yang bernama Batutah. Setelah berbalas-balas esan, teryata dia adalah teman lama Alif dari sekolah lamanya yaitu Pondok Madani.

2. Intrik
Alif tidak ingin bersekolah di sekolah madrastah ataupun pesantren, sedangkan Amaknya tidak rela jika Alif masuk sekolah SMA umum, karena Amaknya ingin anak laki-lakinya bersekolah agama, dan menjadikan anaknya menjadi pemmpin agama di masa depan, seperti Buya Hamka. 

3. Komplikasi
Baso bercerita kepada teman-teman shahibul menara, bawa sepertinya ia harus meninggalkan PM duluan dibandingkan dengan teman-teman yang lain, karena ia harus merawat neneknya yang sedang sakit parah. Akhrnya paman Latimbang menjemput Baso yang berada di PM, dan Baso pun harus meninggalkan PM untuk selamanya.

4. Klimaks
Ustadz Torik begitu marah ketika mendengar bahwa ada siswa yang pergi dari PM tanpa izin terlebih dahulu. Mera itu adalah Said, Alif, dan Atang. sebelum itu, mereka meminta izin ke Ponorogo untuk mencari barang, tetapi barang itu tidak ada, dan mereka pun harus pergi ke Surabaya untuk mendapatkan barang tersebut. Akhirnya mereka bertiga diberikan hukuman yang sangat berat, yaitu dicukur habis rambutnya.

5. Antiklimaks
Seluruh siswa PM kelas 6, telah berhasil menyelesaikan ulangan akhir, untuk menentukan kelulusan meraka. Kemudian meraka semua pun berisah, begitu juga dengan shahibul menara yang akan menempuh jalannya masing-masing untuk mewujudkan impian meraka.

6. Resolusi
Shahibul menaratelah mencapai impiannya masing-masing dan berencana akan melakukan reuinian setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun.

E. Gaya Bahasa

1. Hiperbola
"Kami bisa makan bagai kesurupan" (hlm : 122)
"Kiai Rais telah menyetrum 3000 murid kesayangannya" (hlm : 190)

2. Personifikasi
"wajah dingin mencucuk tulang..." (hlm : 2)
"Jantungku melonjak-lonjak girang" (hlm : 5)
"Cerita Kiai Rais terus berputar di kepalaku" (hlm : 142)
"sejak dari pagi buta..." (hlm : 214) 

3. Asosiasi
"kami seperti sekawanan tentara yang terjebak..." (hlm : 64)
"Mukanya dingin seperti besi" (hlm : 124)

F. Sudut Pandang

Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini dikarenakan tokoh utama selalu menyebut dirinya dengan kata aku.
Kutipan Novel:
Aku baca suratnya sekali lagi. Senang membaca surat dari kawan lama. Tapi aku juga iri. Rencana masuk SMA-nya juga rencanaku dulu. Aku menghela napas dan menatap kosong kepuncak pohon kelapa. Aku tidak boleh terlambat lagi. Aku kapok jadi jasus. Aku jera menjadi drakula. ( hal. 102-103).

G. Amanat

Cerita negeri 5 menara memberikan pesan moral pendidikan yang sangat dalam. Kita harus bersungguh - sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian kita dan mencapai kesuksesan kita, tapi dibalik kesuksesan tersebut ada doa dari kedua orangtua kita, jadi kita juga harus serta-merta menghormati dan berbakti kepada orangtua. Penulis memberikan perenungan bagi pembaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Kutipan Novel:
Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. ( hal.405 ).




·         UNSUR EKSTRINSIK

Nilai Agama
Novel ini menceritakan tentang kehidupan sekitar pesantren sehingga banyak mengajarkan nilai agama yang tidak terdapat pada novel-novel lain. Salah satu bukti itu adalah kalimat “Man Jadda Wa Jadda”, yang berarti siapapun dapat meraih cita-citanya asal ia bersungguh-sungguh.


Nilai Moral
Kebersamaan Sahibul Menara dalam menghadapi kerasnya pendididkan di pesantren mengajarkan bahwa sebagai penuntut ilmu, kita harus sabar dan tidka pantang menyerah menuntaskan apa yang telah dimulai.


KESIMPULAN

Dalam membuat suatu karya sastra pastinya terdapat suatu pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Pesan yang tertuang dalam novel Negeri 5 Menara ini lebih bersifat mendidik. Amanat-amanat yang disampaikan baik yang tersirat maupun tertulis, merupakan amanat yang sifatnya mendidik pembaca agar mencari ilmu setinggi-tingginya, karena orang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi dan mudah meraih surga.


Sumber :

Fuadi, A. 2010. Negeri 5 Menara. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.



Latar Belakang Novel Negeri 5 Menara

Latar Belakang Budaya
            Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam budaya di dalamnya. Begitu pula novel “ Negeri Lima Menara” ini menceritakan tentang bermacam-macam budaya yang terdapat di Indonesia, novel ini menceritakan tentang kehidupan di sebuah pesantren yang santrinya berasal dari latar belakang budaya berbeda-beda, tapi mereka mencoba untuk menyatukan budaya itu menjadi suatu kebudayaan yang baru yang terbentuk dalam sebuah Pesantren.
       Novel ini membuat pembacanya dapat memaknai bahwa perbedaan kebudayaan sangat indah. Karena kebudayaan bukan penghalang dalam membentuk kehidupan bersama, kemudian dari penyatuan kebudayaan tersebut maka terbentuklah individu yang saling menghargai satu sama lainnya. Seperti tokoh dalam novel ini yang bersal dari latar belakang budaya yang berbeda, contoh Alif dari Sumatra Barat, raja Lubis dari Medan dan lain-lain.
Kutipan  :
“Saya alif Fikhri dari Maninjau, Bukittinggi, Sumatra Barat”
“makhluk yang paling raksasa di kelas adalah Said Jufri yang berasal dari Surabaya.”

Latar Belakang Sosial
            Dalam novel “ Negeri Lima Menara” ini menceritakan tentang latar belakang sosial di dalam sebuah pondok pesantren yang menggambarkan bahwa kehidupan di sini penuh kebersamaan dalam berbagai hal. Dapat kita lihat saat ujian  di akhir semester  di mulai, semua orang di dalam pesantren itu saling membantu dalam belajar baik antara guru dan murid. Selain itu, dalam hal memburu pencuri yang sering datang ke pondok pesantren mereka bersama-sama untuk menjaga dan meronda setiap malam.  Tergambarkan pula tentang serentetan aturan yang ketat, lingkungan belajar yang kondusif, dan keikhlasan yang selalu dipertontonkan di setiap sudut PM. Para murid bukan hanya mendapatkan materi secara  kering, tetapi mendapatkan ruh, spirit dalam berjuang mewujudkan cita-cita. Secara tidak langsung kolaborasi latar ini mewujudkan suatu gambaran yang indah tentang Pondok Madani yang selama ini digambarkan ekstrem dan kuno, serta jauh dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Kutipan :
”Teman sekamarku berteriak girang, dan mereka segera merebung dengan piring kosong terulurke arahku.satu potong rendang buat satu orang. Suatu tradisi kami, siapa pun yang menerima rezeki paket dari rumah, maka dia harus berbagi dengan kami semua sebagai lauk tambahan di dapur umum nanti, sama rasa sama rata, seperti gaya sosialis.”

Latar Belakang Ekonomi
Latar belakang ekonomi masyarakat pondok pesantren yang berbeda-beda, ada yang berasal dari keluarga mampu, menengah, samapai yang kurang mampu. Satu hal dalam novel ini dapat kita lihat pada Baso yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang mampu, berbeda dengan Said yang mempunyai latar belakang ekonomi baik seperti kutipan di bawah ini.
Kutipan :
” banyak yang aku pikirkan, duit, pelajaran, hapalan Al – Qur’an dan sekarang nenekku sakit. (Tokoh Baso)
“Keluarga Yunus berkecukupan dan sangat menghargai seni (Tokoh Atang)
Latar tempat
Latar tempat adalah lokasi atau daerah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar tempat bisa terjadi di dalam ruangan dan di lingkungan alam, di jalanan atau di sebuah kota misalnya. Novel Negeri 5 Menara cenderung menunjukkan latar tempat yang dominan, seperti, masjid, perpustakaan, lapangan bola, ITB, danau maninjau, dll.



Selasa, 14 April 2015

Memperbaiki Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi efektif sangat berpengaruh dalam mengatasi hambatan  yang dihadapi dalam berkomunikasi. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi berbagai rintangan tersebut.

1. Membuat suatu pesan lebih berhati-hati
Perhatikan tujuan berkomunikasi dan para penerima pesan. Katakana apa yang dikehendaki oleh mereka, gunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, jelaskan point-point penting, dan tekankan serta telaah ulang point-point yang penting.

2. Minimisasi Gangguan Dalam Proses Komunikasi
Jika suatu pesan disampaikan secara lisan, perhatikan bagaimana lokasi atau tempat penyampaian pesan yang nyaman, tenang, akustik/sound system yang baik, tempat duduk yang teratur, ruangan sejuk, dsb. Jangan samapai ada gangguan disaat penyampaian pesan.

3. Mempermudah Upaya Umpan Balik Antara Si Pengirim dan Si Penerima Pesan
Agar pemberian umpan balik (feed back) tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup berarti, maka kita harus dapat merencanakan bagaimana dan kapan suatu pesan yang disampaikan kepada penerima.

Sumber :
http://dipisolo.tripod.com/content/silabus/kombis.htm

Kesalahpahaman Dalam Berkomunikasi

Ada faktor penghambat komunikasi antara komunikator dan komunikan. Faktor-faktor tersebut antara lain masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan dan penafsiran pesan.

1. Masalah Dalam Pengembangan Pesan
Sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah yang timbul dapat berupa munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.

2. Masalah Dalam Menyampaikan Pesan
Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya sambungan  kabel yang jelek, akustik yang lemah dan tindasan yang tak terbaca. Masalah lainnya lagi yaitu bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan.

3. Masalah Dalam Menerima Pesan
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.

4. Masalah Dalam Menafsirkan Pesan
Masalah terbesar sebenarnya adalah pada mata rantai terakhir, yaitu penerima pesan menafsirkan suatu pesan.

Sumber :
http://dipisolo.tripod.com/content/silabus/kombis.htm

Umpan Balik dan Bentuknya

Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dan akan terjalin hubungan yang harmonis jika komunikasinya baik. Ditinjau dari segi keilmuan maka dapat ditelaah berdasarkan unsur-unsur sebagai berikut : komunikator, pesan, media, komunikan dan umpan balik. Diantara kelima ini, umpan balik merupakan unsur yang paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan mengetahui umpan balik yang dikirimkan oleh komunikan, maka komunikator akan mengetahui apakah tujuan dari pesan kita tersampaikan atau tidak. Umpan balik (feed back) pun memiliki berbagai macam bentuk seperti hasil (pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap yang timbul, pertanyaan, reaksi, dsb. Umpan balik pun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb.
Umpan yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu, antara lain :

1. JUJUR
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan member nasihat, memenangkan argument, mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang lain. Umpan balik seperti ini sangat merusak.

2. KHUSUS dan JELAS
Umpan balik bukan sesuatu yang umum ataupun kabur.

3. BEBAS
Umpan balik yang membuat orang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa adalah umpan balik yang tidak berguna.

4. TIDAK MENILAI
Penilaian yang dimaksud adalah judgement bukan evaluasi.

5. DESKRIPTIF
Umpan balik hendaknya mengungkapkan juga yang baik disamping sesuatu yang perlu diperbaiki lagi. Kita sering lupa saat menyatakan yang buruk tanpa memberikan titik terangnya (hal baik).

6. HASIL ORIENTED
Dalam hal ini yang diutamakan bukan hasilnya, tapi orangnya.

7. WAKTU
Tidak ada patokan tentang waktu dalam umpan balik.



BENTUK-BENTUK UMPAN BALIK

1. External Feedback
Umpan balik yang diterima langsung oleh komunikator dari komunikan

2. Internal Feedback
Umpan balik yang datang dari pesan si komunikator itu sendiri

3. Direct Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi

4. Indirect Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyair radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu

5. Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri oleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.

6. Zero Feedback
Umpan balik yang disampaikan oleh komunikan tidak dapat dipahami oleh komunikator

7. Neutral Feedback
Informasi yang diterima oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula

8. Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mendapat tanggapan positif

9. Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator mendapat tentangan dari komunikan

Sumber :
https://taniakharismaya.wordpress.com/2015/03/16/umpan-balik-dan-bentuk-bentuknya/


Minggu, 05 April 2015

Tujuan Komunikasi Dalam Bisnis

Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan seseorang dengan orang lain, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan – tujuan dari komunikasi tersebut antara lain :
  • Menentapkan dan menyebarkan maksud dari suatu kegiatan.
  • Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang secara individu maupun kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.
  • Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
  • Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
  • Memilih, mengembangkan, menilai anggota di dalam komunikasi tersebut.
  • Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

Peranan Komunikasi Dalam Bisnis

Penyelenggaraan Komunikasi dengan Pasar

Dengan timbulnya situasi Economic of relatif plenty, dewasa ini setiap pengusaha harus berusaha untuk dapat menutup jurang yang terbentang antara produsen dengan masyarakat konsumen selaku calon pembeli atau pemakai barang atau jasa yang dihasilkannya. Menjadi tugas dan tanggung jawabnya selaku seorang pengusaha untuk selalu dapat mempengaruhi besarnya permintaan akan barang hasil produksi perusahaannya, selalu berusaha untuk mencari pembeli dan pemakai barang yang dihasilkannya. Setiap pengusaha harus selalu memelihara konsumen dengan pasar.
Penyelenggara komunikasi dengan pasar, merupakan suatu syarat mutlak bagi setiap produsen yang menghasilkan produk secara besar-besaran yang ditujukan kepada kepada para konsumen yang tidak dikenalnya. Itu juga berarti suatu syarat mutlak bagi setiap pengusaha yang ingin menjamin kelangsungan hidup perusahaannya dan terus maju berkembang.
Dalam lingkungan bisnis, ada aneka sarana komunikasi perdagangan yang dapat dipergunakan para pengusaha untuk berkomunikasi dengan masyarakat konsumen, antara lain adalah dalam wujud pengiriman surat, pengiriman kawat, percakapan telepon, kunjungan pribadi, dan lain-lain. Untuk berkomunikasi dalam suatu daerah pemasaran yang sangat luas, dimana calon konsumen kita jumlahnya beribu-ribu bahkan mungkin mencapai jutaan atau puluhan juta orang, kita memerlukan sarana komunikasi pemasaran khusus seperti periklanan. Karena periklanan dalam rangkaian usaha yang dilakukan setiap pengusaha merupakan suatu alat pemasaran yang bidang geraknya justru terletak dalam bidang komunikasi massa.

Peranan Komunikasi


Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang kaitannya dengan masalah hubungan atau diartikna pula sebagai saling tukar menukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Apabila dirumuskan, pada dasarnya komunikasi adalah pemberian dan penerimaan informasi berupa pengetahuan dan pengertian dengan maksud untuk mengubah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjdi milik bersama. Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa arti penting komunikasi adalah sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan pengertian yang sama dan serasi serta menimbulkan dasar tindakan serta dasar terbentuknya kerja sama.

Sinopsis

NEGERI 5 MENARA

Secara umum, sang penulis mengisahkan pegalaman hidup lima orang pemuda yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren terkenal beranama Pesantren Madani atau PM. Kelima tokoh utama tersebut adalah Alif Fikri yang berasal dari Padang, Atang yang berasal dari Bandung Jawa Barat, Raja dari Medan, Dulmajid yang datang dari daerah Sumenep, Said dari kota Mojokerto, dan terakhir Baso yang berasal dari sebuah tempat di Sulawesi Selatan bernama Gowa.
Pada mulanya Alif Fikri adalah sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera Barat karena dia memiliki nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan sirna, musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi Ustad (Ulama).

Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja, Said, Dulmajid, Atang dan Baso. Kelima sahabat ini bersama-sama mengarungi kehidupan pendidikan di Pesantren Madani mulai dari hal manis sampai hal yang pahit. Hal yang paling berat dijalani di PM adalah pada saat ujian, semua murid belajar 24 jam nonstop dan hanya beberapa menit tidur. Mereka benar-benar harus mempersiapkan mental dan fisik yang prima demi menjalani ujian lisan dan tulisan yang biasanya berjalan selama 15 hari. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.