Rabu, 31 Desember 2014

Sejarah Jurnalistik

Sejarah Jurnalistik Dunia

            Sejarah jurnalistik dimulai pada masa Romawi kuno di masa pemerintahan Julius Caesar (100-44 SM). Pada masa itu terdapat Acta Diurna, yakni papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan informasi sekarang), diyakini sebagai produk jurnalistik pertama; pers, media massa, atau surat kabar harian pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”. Acta diurna berisi hasil uji coba semua, peraturan baru, keputusan senat dan informasi penting lainnya yang dipasang di pusat kota yang disebut Stadion Romawi atau Forum Romanum.
Berita di Acta Diurna kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para Diurnarii, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan Acta Diurna itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan.

Dari kata Acta Diurna inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata Diurnal dalam Bahasa Latin berarti harian atau setiap hari. Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi Du Jour dan bahasa Inggris Journal yang berarti hari, catatan harian, atau laporan. Dari kata Diurnarii muncul kata Diurnalis dan Journalist (wartawan).

Dalam sejarah Islam, cikal bakal jurnalistik yang pertama kali di dunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Saat banjir besar melanda kaumnya, Nabi Nuh berada di dalam kapal beserta sanak keluarga, para pengikut yang saleh, dan segala macam hewan.

Untuk mengetahui apakah air bah sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk memantau keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Sang burung dara hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuk dan dibawanya pulang ke kapal. Nabi Nuh pun berkesimpulan air bah sudah mulai surut. Kabar itu pun disampaikan kepada seluruh penumpang kapal.

Atas dasar fakta tersebut, Nabi Nuh dianggap sebagai pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) pertama kali di dunia. Kapal Nabi Nuh pun disebut sebagai kantor berita pertama di dunia.

Masa Perkembangan
Kegiatan penyebaran informasi melalui tulis-menulis makin meluas pada masa peradaban Mesir, ketika masyarakatnya menemukan tehnik pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang bernama Phapyrus.
Surat kabar pertama diterbitkan di Cina pada tahun 911, Pau Kin. Koran ini dimiliki oleh pemerintah ketika masa Kaisar Quang Soo. Tidak berbeda dalam Age of Caesar, Kin Pau mengandung berita keputusan, pertimbangan dan informasi lain dari Istana. Pindah ke Jerman, tahun 1609, penerbitan surat kabar pertama bernama Avisa Relation Order Zeitung. Pada 1618, surat kabar tertua di Belanda bernama Coyrante uytItalien en Duytschland. Surat kabar pertama di Inggris diterbitkan pada 1662 bernama Oxford Gazette (later the London) dan diterbitkan terus menerus sejak pertama kali muncul. Surat kabar pertama di Perancis, the Gazette de France, didirikan pada tahun 1632 oleh raja Theophrastus Renaudot (1.586-1.653), dengan perlindungan Louis XIII. Semua surat kabar yang terkena sensor prepublication, dan menjabat sebagai instrumen propaganda untuk monarki.
Industri surat kabar mulai menunjukkan kemajuan yang luar biasa ketika budaya membaca di masyarakat semakin meluas. Terlebih ketika memasuki masa Revolusi Industri, di mana industri surat kabar diuntungkan dengan adanya mesin cetak tenaga uap, yang bisa meningkatkan kinerja untuk memenuhi permintaan publik akan berita.
Pada pertengahan 1800-an bisnis berita mulai berkembang. Organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan tulisan didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah. Pasalnya, para pengusaha surat kabar dapat lebih menghemat pengeluarannya dengan berlangganan berita kepada kantor-kantor berita itu daripada harus membayar wartawan untuk pergi atau ditempatkan di berbagai wilayah. Kantor berita yang masih beroperasi hingga hari ini antara lain Associated Press (AS), Reuters (Inggris), dan Agence-France Presse (Prancis).
Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah Yellow Journalism (jurnalisme kuning), sebuah istilah untuk “pertempuran headline” antara dua koran besar di Kota New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer dan satu lagi dimiliki oleh William Randolph Hearst. Ciri khas jurnalisme kuning adalah pemberitaannya yang bombastis, sensasional, dan pemuatan judul utama yang menarik perhatian publik. Tujuannya hanya satu, yaitu meningkatkan penjualan.
Jurnalisme kuning tidak bertahan lama, seiring dengan munculnya kesadaran jurnalisme sebagai profesi.
           Organisasi profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris pada 1883, yang diikuti oleh wartawan di negara-negara lain pada masa berikutnya. Kursus-kursus jurnalisme pun mulai banyak diselenggarakan di berbagai universitas, yang kemudian melahirkan konsep-konsep seperti pemberitaan yang tidak biasa dan dapat dipertanggungjawabkan, sebagai standar kualitas bagi jurnalisme professional.


Sejarah Jurnalistik Indonesia

1.      Zaman Pendudukan Belanda
a.      Kolonial
Pers kolonial adalah pers yang di usahakan oleh orang-orang Belanda pada masa penjajahan Belanda. Pers ini berupa surat kabar, majalah, koran berbahasa Belanda atau bahasa daerah Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum kolonialis Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan.
Pada tahun 1744 terbit tabloid Belanda pertama di Indonesia yaitu Batavis Novelis atau dengan namapanjangnya Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementes. Sebenarnya pada tahun 1615 Gubernur Jenderal pertama VOC Jan Piterszoon Coen telah memerintahkan menerbitkan Memorie der Nouvelles . surat kabar ini berupa tulisan tangan. Tanggal 5 Januari 1810 Gubernur Jenderal Daendels menerbitkan sebuah surat kabar mingguan Bataviasche Koloniale Courant yang memuat tentang peraturan-peraturan tentang penempatan jumlah tenaga untuk tata buku, juru cetak, kepala pesuruh dan lain-lain. Setelah itu mulai bermunculan surat kabar baru dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Seperti; Medan Priyayi (1910), Bintang Barat, Bintang Timur, dan masih banyak lagi. Medan Priyayi adalah surat kabar pertama yang dimiliki oleh masyarakat pribumi Indonesia, yang didirikan oleh Raden Jokomono atau Tirto Hadi Soewirjo. Oleh sebab itu Raden Jokomono atau Tirto Hadi Soewirjo disebut sebagai tokoh Pemrakarsa Pers Nasional, karena dia adalah orang pertama dari Indonesia yang mampu memprakarsainya dan dimodali oleh modal Nasional.
Pada tahun 1811 saat Hindia Belanda menjadi jajahan Inggris Bataviasche Koloniale Courant tidak terbit lagi. Orang Inggris menerbitkan Java Government Gazette. Surat kabar ini sudah memuat humor dan terbit antara 29 Februari 1812 sampai 13 Agustus 1814. Hal ini dikarenakan pulau Jawa dan Sumatera harus dikembalikan kepada Belanda.
Belanda kemudian menerbitkan De Bataviasche Courant dan kemudian tahun 1828 diganti dengan Javasche Courant memuat berita-berita resmi , juga berita pelelangan, kutipan dari surat kabar di Eropa. Tahun 1835 di Surabaya terbitan Soerabajaasch Advertentieblad. Kemudian di Semarang pada pertengahan abad 19 terbit Semarangsche Advertentieblad, De Semarangsche Courant dan kemudian Het Semarangsche Niuews en Advertentieblad. Surat kabar ini merupakan harian pertama yang mempunyai lampiran bahasa lain seperti Jawa, Cina dan juga Arab. Tahun 1862 untuk pertama kali dibuka jalan kereta api oleh Pemerintah Hindia Belanda maka untuk menghormati hal tersebut Het Semarangsche Niuews en Advertentieblad berganti nama menjadi de Locomotief.
Setelah itu mulai bermunculan surat kabar baru dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Seperti; Medan Priyayi (1910), Bintang Barat, Bintang Timur, dan masih banyak lagi. Medan Priyayi adalah surat kabar pertama yang dimiliki oleh masyarakat pribumi Indonesia, yang didirikan oleh Raden Jokomono atau Tirto Hadi Soewirjo. Oleh sebab itu Raden Jokomono atau Tirto Hadi Soewirjo disebut sebagai tokoh Pemrakarsa Pers Nasional, karena dia adalah orang pertama dari Indonesia yang mampu memprakarsainya dan dimodali oleh modal Nasional.




b.      Pers Masa Pergerakan
Masa pergerakan adalah masa bangsa Indonesia berada di bawah penjajahan Belanda sampai saat masuknya Jepang menggantikan Belanda. Pers nasional adalah pers yang di usahakan oleh orang-orang Indonesia terutama orang-orang pergerakan dan di peruntukan bagi orang Indonesia. Setelah munculnya pergerakan modern Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908, Surat kabar yang di keluarkan orang Indonesia lebih banyak berfungsi sebagai alat perjuangan. Pers menyuarakan kepedihan,penderitaan,dan merupakan refleksi isi hati bangsa terjajah. Pers menjadi pendorong bangsa Indonesia dalam perjuangan memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.

2.      Zaman Penjajahan Jepang
      Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran dilarang terbit. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja,Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
Beberapa keuntungan yang di dapat oleh para wartawan di Indonesia yang bekerja pada penerbitan Jepang,antara lain sebagai berikut :
· Pengalaman yang di peroleh para karyawan pers Indonesia bertambah. Fasilitas dan alat-alat yang di gunakan jauh lebih banyak dari pada masa pers zaman Belanda.
· Penggunaan bahasa Indonesia dalam pemberitaan makin sering dan luas.
· Pengajaran untuk rakyat agar berfikir kritis terhadap berita yang di sajikan oleh sumber-sumber resmi Jepang. Selain itu, kekejaman dan penderitaan yang di alami pada masa pendudukan Jepang memudahkan para pemimpin bangsa memberikan semangat untuk melawan penjajahan.

Revolusi Fisik (Pendudukan Belanda)
Pada masa revolusi fisik ini, pers terbagi menjadi dua golongan,yaitu sebagai berikut :
· Pers yang di terbitkan dan di usahakan oleh tentara pendudukan Sekutu dan Belanda yang selanjutnya di namakan pers Nica ( Belanda ).
· Pers yang di terbitkan dan di usahakan oleh orang Indonesia yang di sebut pers republik.
Pers republik disuarakan oleh masyarakat Indonesia yang berisi semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan Sekutu. Pers ini benar-benar menjadi alat perjuangan masa itu. Sebaliknya, pers Nica berusaha memengaruhi rakyat Indonesia agar menerima kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia.

3.      Orde lama
Pers pada masa Orde lama digunakan untuk mengkritisi pemimpin.Dewan Pers pertama kali terbentuk pada tahun 1966 melalui Undang-undang No.11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers. Fungsi dari Dewan Pers saat itu adalah sebagai pendamping Pemerintah serta bersama-sama membina perkembangan juga pertumbuhan pers di tingkat nasional. Saat itu, Menteri Penerangan secara ex-officio menjabat sebagai Ketua Dewan Pers.

4.      Orde baru
Pada era orde baru, kedudukan dan fungsi Dewan Pers tidak berubah yaitu masih menjadi penasihat pemerintah, terutama untuk Departemen Penerangan. Hal ini didasari pada Undang-Undang No. 21 Tahun 1982 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers. Tetapi terjadi perubahan perihal keterwakilan dalam unsur keanggotaan Dewan Pers seperti yang dinyatakan pada Pasal 6 ayat (2) UU No. 21 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1967 :
“Anggota Dewan Pers terdiri dari wakil organisasi pers, wakil pemerintah dan wakil masyarakat dalam hal ini ahli-ahli di bidang pers serta ahli-ahli di bidang lain.”
Pada masa ini, khususnya ketika Ali Murtopo menjadi Menteri Penerangan (1977-1982), Departemen Penerangan difungsikan sebagai sebuah "departemen politik" bersama Departemen Dalam Negeri. Artinya, ia mempunyai fungsi pembinaan politik. Departemen ini berada di garda terdepan dalam setiap kampanye pemilu. Fungsi ini semakin kental terasa tatkala Harmoko menjadi Menteri Penerangan (1982-1997), dan selama tiga periode berturut-turut Harmoko merangkap menjadi Ketua Umum Golkar (1987-1998) dan Ketua Umum MPR (Maret 1998 -November 1998). Ini adalah jabatan dan kedudukan yang sangat stra­tegis. Dalam struktur kekuasaan seperti itu, Departemen Penerangan menjadi lembaga penjaga gerbang informasi yang sangat efektif bagi kepentingan pemerintah. Departemen Penerangan (melalui Direktorat Bina Wartawan Dirjen PPG) mempunyai kewenangan untuk mencegah tangkal visa bagi wartawan maupun koresponden luar negeri serta mem­punyai kewenangan untuk mencegah tangkal tayangan siaran langsung televisi dari dan ke luar negeri. Karena itu, Departemen Penerangan juga mempunyai wewenang dalam pengaturan agenda informasi dari dan ke luar negeri. (Hidayat, dkk, 2000:225)
5.      Reformasi           
Disahkannya Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers membuat berubahnya Dewan Pers menjadi Dewan Pers yang Independen, dapat dilihat dari Pasal 15 ayat (1) UU Pers menyatakan :
Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen
Fungsi Dewan Pers juga berubah, yang dahulu sebagai penasihat Pemerintah sekarang telah menjadi pelindung kemerdekaan pers.
Tidak ada lagi hubungan secara struktural dengan Pemerintah. Dihapuskannya Departemen Penerangan pada masa Presiden Abdurrahman Wahid menjadi bukti. Dalam keanggotaan, tidak ada lagi wakil dari Pemerintah dalam Dewan Pers. Tidak ada pula campur tangan Pemerintah dalam institusi dan keanggotaan, meskipun harus keanggotaan harus ditetapkan melalui Keputusan Presiden. Untuk Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pers, dipilih melalui mekanisme rapat pleno (diputuskan oleh anggota) dan tidak dicantumkan dalam Keputusan Presiden. Pemilihan anggota Dewan Pers independen awalnya diatur oleh Dewan Pers lama. Atang Ruswati menjabat sebagai Ketua Badan Pekerja Dewan Pers, sebuah badan bentukan Dewan Pers sebelum dilakukannya pemilihan anggota. Badan Pekerja Dewan Pers kemudian melakukan pertemuan dengan berbagai macam organisasi pers juga perusahaan media. Pertemuan tersebut mencapai sebuah kesepakatan bahwa setiap organisasi wartawan akan memilih dan juga mencalonkan dua orang dari unsur wartawan serta dua dari masyarakat. Setiap perusahaan media juga berhak untuk memilih serta mencalonkan dua orang yang berasal dari unsur pimpinan perusahaan media juga dua dari unsur masyarakat. Ketua Dewan Pers independen yang pertama kali adalah Atmakusumah Astraatmadja.

SUMBER:


Orientasi Masa Depan

Orientasi 5 tahun mendatang.

Tahun 2015 saya mulai memasuki kuliah semester 6 dan akan disibukkan dengan tugas Penelitian Ilmiah sampai semester 7, lalu dilanjutkan dengan skripsi di semester 8. InsyaAllah kalau semuanya berjalan dengan lancar, makan pada tahun 2016 saya akan lulus dari Universitas Gunadarma dan menjadi sarjana sastra.
Setelah lulus saya akan melamar pekerjaan di PT. Angkasa Pura II (PERSERO) yang bergerak di bidang penerbangan dan menempati salah satu posisi yang sedang dibutuhkan, misalnya di bagian Information/Airport Operations.  Sebagai sambilannya saya juga akan bekerja sebagai freelance photographer yang menerima jasa untuk foto wedding dan pre-wedding. Saya sangat menyukai dunia fotografi dan kebetulan saya juga tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) SNAP photography di Universitas Gunadarama, beberapa senior saya di SNAP mengatakan bahwa hobby yang baik adalah hobby yang bisa menjadi pekerjaan dan menghasilkan uang.
Selanjutnya jika saya memiliki rezeki lebih di tahun 2020, saya akan mengajak orangtua dan adik-adik saya berlibur ke tempat impian saya yaitu Dubai dan New Zealand.

Orientasi 10 tahun mendatang.

            Setelah saya mampu membahagiakan orangtua saya dan bisa membiayai sekolah adik saya yang paling kecil, maka saya akan mulai memikirkan untuk berumahtangga yang saya prediksikan di umur 25-27tahun. Saya tidak pernah berniat untuk menikah muda dan saya hanya akan menikah dengan orang yang saya cintai dan mencintai saya, bukan dengan orang yang dijodohkan seperti zaman Siti Nurbaya.
Di tahun 2023 insyaAllah saya akan menaik-hajikan orangtua saya dari hasil tabungan saya sendiri. Kemudian saya akan merenovasi rumah orangtua saya ini.
Sampai di tahun 2025 jika saya telah dikaruniai anak, kemungkinan besar saya akan berhenti dari pekerjaan saya di PT. Angkasa Pura II untuk beralih profesi menjadi ibu rumah tangga dan merawat keluarga saya. Tapi saya juga akan berwirausaha dengan membuka tempat kursus bahasa Inggris dan kursus fotografi.

Sekian prediksi saya 5 dan 10 tahun mendatang yang saya uraikan secara garis besarnya saja, tulisan ini tentunya akan memotivasi saya untuk mencapai apa yang telah saya prediksikan tersebut, tapi semua kembali lagi atas kehendak Yang Maha Kuasa. 

Sabtu, 18 Oktober 2014

INTERPRETASI

Berikut ini adalah sebuah artikel mengenai akibat banjir di Bekasi yang berjudul
"Di bekasi, Sampai Kasur Saja Dibuang ke Kali"

BEKASI, KOMPAS.com — Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Kota Bekasi Tri Ardhianto mengatakan, masalah banjir di Kota Bekasi terkadang juga disebabkan oleh ulah warga sendiri. Perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan menjadi salah satu penyebabnya.

Hal ini disampaikan Tri ketika meninjau rumah warga di Persada Kencana yang kerap banjir. Salah satu penyebab banjir parah ini ada pada saluran air besar di belakang rumah warga. Saluran air tersebut mampet, berwarna hitam, dan akan meluap saat hujan.

Tri mengatakan, salah seorang warga "curhat" bahwa dia pernah menemukan kasur yang dibuang di saluran air itu. "Sampai kasur saja dibuang ke kali. Coba bayangkan itu. Bagaimana enggak banjir, kan?" ujar Tri Ardhianto di Bekasi, Senin (13/10/2014).

Hal yang sama, kata dia, juga ditemui di sepanjang kali di Kaliabang Tengah. Tumpukan sampah di sana, menurut Tri, sudah di luar batas kewajaran. Berbagai macam sampah, seperti kasur dan lemari bekas, pernah ada di sana.

Dinas Bina Marga dan Tata Kota (Disbimarta) Bekasi telah melakukan upaya untuk melakukan normalisasi terhadap kali-kali di Bekasi. Namun, upaya tersebut tidak akan berhasil jika masyarakat juga masih hobi membuang sampah sembarangan.

Hari ini, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meninjau langsung lingkungan rumah warga di Bekasi. Setelah dilihat, ternyata salah satu penyebab banjir parah ada pada saluran air besar yang berada di belakang rumah warga. Saluran air tersebut mampet, berwarna hitam. Jika hujan, airnya pasti akan meluap.

Melihat hal ini, rencananya, normalisasi akan segera dilakukan terhadap saluran air tersebut. Endapan sampah yang tinggi di saluran akan diangkat. Solusi jangka panjangnya, harus ada perbaikan pada sistem aliran air di Bekasi.


Interpretasi saya terhadap berita  tersebut…
                Bekasi yang terkenal sebagai pusat investasi menegah ke atas ternyata memiliki sisi negatifnya juga, dan sayangnya sisi negatif itu timbul akibat ulah warganya sendiri. Berdasarkan berita di atas, kini Kota Bekasi terkenal dengan jalanan rusak dan banjir. Lebih parahnya lagi banjir tersebut dikarenakan adanya penyumbatan pada saluran air besar di belakang rumah warga, tidak tanggung-tanggung yang menyumbatnya adalah sebuah kasur yang dibuang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dikatakan pula banyak tumpukan sampah seperti kasur dan lemari bekas di sepanjang kali di kaliabang Tengah. Entah dimana logika orang-orang yang mebuang barang-barang seperti itu ke kali. Mereka yang berbuat, mereka pula yang merasakan akibatnya.
                Solusi yang pertama sudah jelas, yaitu, harus segera dilakaukan pembersihan di saluran air yang sudah tercemar oleh sampah yang wajar dan tidak wajar. Kedua, penertiban terhadap warga. Jika masih ada warga yang membuang sampah di saluran air, harus diberikan sanksi. Tentunya harus ada penjagaan di saluran air. Ketiga, lakukan perbaikan sesegera mungkin pada saluran air dan jalan rusak. Terakhir, penyediaan TPS harus dikondisikan lagi.


tugas; Jurnalistik

Selasa, 07 Oktober 2014

SNAP Goes To Pari Island

Pada tanggal 18-20 April 2014 lalu, saya dan kurang lebih 40 orang teman SNAP (Sarana Nongkrong Anak Photography) Universitas Gunadarma berlibur ke kepulauan Seribu, tepatnya di Pulau Pari. Kami memilih tempat wisata ini karena jika dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di kepulauan Seribu, Pulau Pari masih sangat bersih dan tidak ramai wisatawan.
Kami tidak menggunakan jasa travel, agar biayanya lebih murah maka kami melakukan perjalanan mandiri alias Backpacker. Cara yang kami lakukan ini memang terbukti lebih menghemat biaya. Selain hemat, saya merasa dengan backpacker-an seperti ini kami menjadi lebih dekat satu dengan lainnya. Biaya yang kami keluarkan yaitu Rp. 350000/orang, biaya tersebut sudah mencakup trasportasi, konsumsi dan tempat menginap. Tapi ada yang menarik di sini, berhubung kami backpacker-an maka kami tidur di tenda dan hanya membayar sewa tempatnya saja kepada salah satu penjaga pantai yang juga memiliki usaha warung di Pulau Pari.

                Perjalanan dimulai dengan menggunakan kereta dari Stasiun Pondok Cina sampai Stasiun Jakarta Kota. Dilanjutkan dengan menyewa angkot sampai ke Pelabuhan Muara Angke. Setelah itu barulah kami menaiki kapal yang langsung membawa kami ke tempat tujuan.
Pulau Pari memang terkenal dengan pasir putihnya, terbukti dengan sesampainya kami di lokasi di sana kaki kami langsung disambut oleh hamparan pasir putih. Lalu kami menuju lokasi penginapan, beberapa teman saya langsung mempersiapkan tenda, ada yang berfoto-foto, ataupun mandi. Salah satu kekurangan dari backpacker adalah kami harus mengantre di kamar mandi umum jika mau mandi atau buang air. Hari pertama ini kami putuskan hanya untuk istirahat.

Hari kedua kami pergi ke Pantai Lipi, di sana kami berlomba-lomba untuk mengabadikan moment sunset. Dan benar saja, matahari yang mulai terbenam di tempat ini terlihat sangat indah.

Hari ketiga adalah hari yang sangat kami nantikan , inilah saatnya kami ber-snorkeling. Dari pulau pari kami menaiki sebuah kapal yang membawa kami ke lokasi snorkeling. Tidak perlu berlama-lama, lengkap dengan kacamata dan pelampung, kami pun langsung menyelam ke lautan. Ini adalah pertama kalinya saya melakukan snorkeling dan saya merasa sangat senang karena bisa menyentuh langsung terumbu karang serta berada dekat ikan-ikan kecil disekitarnya. Sayangnya saat itu airnya sedang keruh, maka foto terumbu karang yang diabadikan pun kurang memuaskan.
Setelah puas menyelam sampai kulit kami berubah menjadi kehitaman, akhirnya kami kembali ke penginapan kami.

Malam harinya ada beberapa lomba yang sudah menjadi agenda kegiatan kami, salah satunya adalah lomba musik. Ada pula yang membakar ikan untuk dijadikan makan malam.
Keesokan harinya kami harus bergegas bangun pagi dan merapihkan semua barang-barang kami, karena kami akan meninggalkan pulau cantik ini.

Perjalanan singkat ini menyadarkan saya bahwa Indonesia memang kaya akan keindahan alamnya. Jika anda ingin berlibur ke suatu tempat tapi belum mempunyai tujuan, maka cobalah untuk berwisata ke pulau ini.
beberapa anak SNAP yang foto bersama



Selasa, 30 September 2014

Cappucino Cincau

        Siapapun pasti telah mengenal minuman baru yang belakangan ini telah menjadi fenomena di Indonesia, itulah Cappucino Cincau. Awal mula ditemukannya kreasi baru minuman ini adalah di pecan Baru, Riau. Lalu meluas di berbagai kota di Indonesia.
Sesuai dengan namanya, Cappucino Cincau adalah perpaduan antara cappucino dan cincau. Minuman ini banyak sekali disukai oleh masyarakat luas, mulai dari remaja sampai orang dewasa. Minuman ini memberikan efek yang menyegarkan dan juga menyehatkan. Kenapa menyehatkan? Karena ekstrak cincau hitam mengandung anti oksidan yang tinggi, baik bagi pencernaan dan menurunkan tekanan darah. Harga jualnya pun sangat terjangkau, berkisar antara Rp. 5000 - Rp. 8000 setiap satu gelas. Jadi tidak heran banyak sekali orang yang menyukai minuman ini.
Cappucino Cincau sangat mudah ditemukan. Saya telah melakukan survey disepanjang jalan raya dari Cibinong sampai Depok tidak kurang dari 10 pedagang yang menjual Es Cappucino Cincau ini. Selain biaya produksinya yang murah, pembuatan Cappucino Cincau ini juga sangat mudah. Yang diperlukan hanyalah bubuk cappucino, gula pasir, susu kental manis, dan tentu saja cincau hitam.
Berikut langkah pembuatannya :
1. Tuangkan 3 sdm bubuk cappucino ke dalam blender
2. Tambahkan 2 sdm air gula
3. Tambahkan air dan es batu secukupnya, lalu blender
4. Tuangkan minuman ke dalam gelas yang telah diisi cincau hitam
5. Tambahkan susu kental manis secukupnya
6. Es Cappucino Cincau siap meredakan dahaga anda


       Manfaatkanlah peluang seperti ini untuk berwirausaha. Ini adalah bentuk wirausaha dengan modal kecil tapi untung besar, dan tentu saja mudah dalam produksinya. Cara seperti bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Selamat mencoba.
Depok, 1/10/2014

Senin, 28 April 2014

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL USAHA
KETA (Keripik Kita)


I. LATAR BELAKANG
Keripik singkong merupakan salah satu produk makanan ringan yang banyak digemari konsumen. Rasanya yang renyah dan murahnya harga yang ditawarkan menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai para mahasiswa di kampus Gunadarma.
Meskipun trend tersebut belum lama dikenal masyarakat luas, namun perkembangannya sudah sangat pesat, sehingga banyak produsen keripik singkong mulai beralih jalur dengan menambahkan rasa manis pada keripik singkong pedas pada produk yang diciptakannya.
Kami menjual keripik singkong di lingkungan kampus karena masih jarang ditemukannya pen jual keripik singkong balado seperti produk kami ini.

II. VISI USAHA
Memperkenalkan dan mempertahankan kualitas produk makanan Indonesia “keripik Singkong” yang mampu menjadi makanan yang berkualitas, menarik dan diterima oleh kalangan mahasiswa sebagai makanan cepat saji atau cemilan.

III. MISI USAHA
Adapun misi yang kami terapkan adalah :
·         Memperkenalkan produk keripik singkong pada mahasiswa
·         Memberikan kepuasan kepada konsumen
·         Memanfaatkan bahan baku utama, sehingga singkong menjadi makanan yang berkualitas
·         Mencari keuntungan dari modal yang kecil

IV. ANALISA PELUANG USAHA
Peluang usaha sudah merupakan kunci penting dalam proses pemasaran karena pemasaran akan berjalan dengan lancar apabila sudah mendapatkan peluang usaha yang kita inginkan.
Bukan hanya rasanya saja yang berbeda namun kami akan membuat keripik singkong ini dalam kemasan yang lebih menarik, sehingga para konsumen tidak akan mengalami kejenuhan dalam mengkonsumsi makanan ini.
Kami akan menjual keripik singkong ini di lingkungan kampus, sehingga para mahasiswa akan lebih mudah mengenali produk kami.

Apabila kita lihat dari analisa sistem SWOT  seperti hal berikut :
SWOT
Strengths (Kekuatan) :
Ø  Harga keripik singkong ini cukup terjangkau oleh kalangan mahasiswa.
Ø  Kualitas dari keripik singkong ini sangat terjamin rasa dan kebersihannya.
Ø  Keripik ini mempunyai rasa pedas manis.
Ø  Keripik singkong dapat menjadi salah satu alternanif makanan ringan yang praktis, dan hemat.

Weakness (Kelemahan)
Ø  Minimnya modal bahan yang di produksi kurang banyak.
Ø  Bahan baku keripik singkong yang mudah rusak.
Ø  Keripik singkong akan mudah rusak jika penyimpanan yang dilakukan sembarangan atau ditumpuk.

Opportunity (Peluang)
Ø  Kondisi mahasiswa yang semakin konsumtif sehingga mempermudah kami untuk memasarkan produk.
Ø  waktu luang yang renggang membuat mahasiswa mudah lapar sehingga ingin makan camilan.

Threats (Ancaman)
Ø  Munculnya produk baru yang lebih unggul.

V. TARGET PASAR / KONSUMEN
    Rata-rata penggemar berat makanan pedas adalah kalangan remaja atau anak muda, khususnya para mahasiswa di Universitas Gunadarma.

VI. CARA PEMASARAN
            Kami mendatangi secara langsung mahasiswa yang sedang berada di luar kelas (sedang tidak ada jam kuliah). Lalu menawarkan kepada mereka untuk mencicipi produk kami secara gratis sebelum mereka membeli.

VII. BIAYA PRODUKSI
                Adapun harga - harga dari bahan - bahan pembuatan keripik singkong dan biaya - biaya yang akan keluar dalam produksi keripik pisang ini yaitu :
No.
Bahan baku
Harga
1.
Keripik singkong kiloan
Rp. 20.000/kg
2.
Plastik es (1/4)
Rp. 5.000/pack
3.
Lilin
Rp. 1.000/batang
4.
Label merk
Rp. 1.000/lbr

Modal awal         = Rp. 30.000/orang
Rp. 30.000 x 4 orang = Rp. 120.000

Adapun perhitungan awal produk KETA :
·         Keripik singkong 5kg x Rp. 20.000 = Rp. 100.000-,
·         Plastik pembungkus keripik 1 pack x Rp. 5.000 = Rp. 5.000-,
·         Lilin 2 batang x Rp. 1.000 = Rp. 2.000-,
·         Label merk 3 lembar x Rp. 1.000 = Rp. 3.000-,

Total keseluruhan perhitungan awal = Rp. 110.000-,
Modal awal – total perhitungan awal
Rp. 120.000 – Rp. 110.000 = Rp. 10.000-, (sebagai biaya tak terduga)


HARGA PENJUALAN
Penjualan awal 40 bungkus.
1 bungkus keripik singkong = Rp. 5.000-,
·         40 bungkus x Rp. 5.000 = Rp. 200.000-,

KEUNTUNGAN
Harga jual – modal awal
Rp. 200.000 – Rp. 120.000 = Rp. 80.000-,

VIII. PENUTUP
                Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus, kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah. Kami pun mengerti cara untuk berwirausaha walaupun dengan usaha kecil dan dalam lingkup yang sempit.

Demikian proposal ini kami buat, semoga proposal ini dapat terealisasi dengan baik sebagai bagian dari tugas kuliah Kewirausahaan. Semoga Allah SWT memberikan berkat dan Rahmat-Nya bagi kita semua, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.


NAMA KELOMPOK :
1. Saarah Kurniawati (16612764)
2. Sarah Ariesta Putri (16612835)
3. Tania Simbar Kancana (17612289)
4. Vitaloka Ayudya Dewi (17612613)

KELAS : 2 SA 01

Sabtu, 29 Maret 2014

Kewirausahaan II


Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy.

1. Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:

a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selama bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.

b. Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausaha muncul karena dengan menjadi wirausaha mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.

c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha.

2. Teori Goal Directed Behavior

Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.

Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema muncul karena adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).

3. Teori Outcome Expectancy

Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.

...judgement about likely consequences of specific behaviors in particular situations.

(Bandura, 1986:82)

Dari definisi di atas, outcome expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yang akan diperolehnya jika ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan.

Jenis Outcome Expectancy

Menurut bandura (1986) ada berbagai jenis insentif sebagai imbalan kerja yang diharapkan individu dan setiap jenis memiliki kekhasan sendiri. Jenis insentif tersebut adalah:


a. Insentif primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan dengan kebutuhan isiologis kita seperti makan, minum, kontak fisik, dan sebagainya.

b. Insentif sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperoleh umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungannya.

c. Insentif sosial
Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya.

d. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjungan, dan lain-lain.

e. Insentif yang berupa aktivitas
Teori-teori mengenai reinforcement yang sangat terikat pada dorongan biologis, mengasumsikan bahwa imbalan akan memengaruhi perilaku dengan cara memuaskan atau mengurangi dorongan fisiologis.

f. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosial memberikan kesempatan kepadnya untuk mengontrol perilaku orang lain, baik melalui simbol atau secara nyata.

g. Insentif berupa terpenuhinya standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaanya. Insentif bukan berasal dari hal di luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang.

Tujuan Pembentukan Wirausaha

Teori-teori diatas sudah menjelaskan mengenai bagaimana proses seseorang dapat menjadi wirausaha. Dengan memadukan ke tiga teori tersebut dapat menjadi model tahapan pembentukan yang sifatnya lebih komprehensif. Tahapan tersebut adalah:

a. Deficit equilibrium
Seseorang merasa adanya kekurangan dalam dirinya dan berusaha untuk mengatasinya. Kekurangan tersebut tidak harus berupa materi saja, namun dapat juga berupa ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri (motivasi, standar internal, dan lainlain). 

b. Pengambilan keputusan menjadi wirausaha
Perasaan kekurangan mendorong dia untuk mencari pemecahannya, untuk itu dia mengevaluasi alternatif pemecahan yang dimiliki.
c. Goal Directed Behavior
Keputusan menjadi wirausaha diambil dengan tujuan memecahkan masalah kekurangan yang dia miliki. Di sini masalah kekurangan diidentifikasi dengan adanya harapan sebagai pemecahan.

d. Pencapaian Tujuan
Seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan sangat penting untuk pengambilan keputusan menjadi wirausaha. Tujuan ini berupa insentif yang diyakini akan dinikmati jika seseorang melaukan kegiatan tertentu.


Peran Pendidikan dalam Pembentukan Wirausaha

Bagaimana peran pendidikan dalam proses pembetukan kewirausahaan? Meskipun seorang wirausaha belajar dari lingkungannya dalam memahami dunia wirausaha, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa seorang wirausaha lebih memiliki streetsmart dari pada booksmart, maksudnya adalah seorang wirausaha lebih mengutamakan untuk belajar dari pengalaman (streetsmart) dibandingkan dengan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart).

Terhadap pendangan di atas, Chruchill (1987) memberi sanggahan terhadap pendapat ini, menurutnya masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Bahkan dia mengatakan bahwa kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Sumber kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalamam lapangan.
Menurut Eels (1984) dan Mas’oed (1994), dibandingkan dengan tenaga lain tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi seorang wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana juga memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pegnetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai mutalk diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan merangkai alternatif-alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan berupa pengetahuan keilmuan yang lengkap.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan serta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan, pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir.

faktor-faktor pemicu kewirausahaan
David C.McCleland (1961) mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh :
1. Motif berprestasi (achievement)
2. Optimisme (Optimism)
3. Sikap-sikap Nilai ( Value Attitudes)
4. Status Kewirausahaan (Entrepreneurial status) atau keberhasilan
 Ibnoe Soejono dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (Entrepreneurial action) merupakan fungsi dari:
1. property right (PR)
2. competency/ability (C)
3. incentive (I)
4. external environment (E)
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah:
1.hak kepemilikan (property right)
2.kemampuan/kompetensi (competency/ability)
3.insntif
Faktor eksternalnya adalah lingkungan.


Sumber :


Kewirausahaan I


Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan :
"Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya."

Jadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta imajinatif ketika ada sebuah peluang usaha dan bisnis baru. Namun disamping itu seorang entrepreneur harus dapat memberdayakan dirinya untuk kebaikan sekitarnya, bukan orang yang memanfaatkan sekitarnya untuk kepentingan dirinya.
Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya
            Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis sehingga memengaruhi ekonomi agregat.
            Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan, walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro. Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.
Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad 20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa Negara, misalnya di Belanda dikenal dengan nama “ondermer”, di Jerman dikenal dengan nama “unternehmer”. Di beberapa Negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja dan lain-lain. Kemudian pada tahun 1950an , pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa Negara seperti di Eropa, Amerika, dan Kanada. Sedangkan di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu.





1.   Peter F Drucker
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
2.   Menurut Arif F. Hadipranata
Wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan financial ataupun non uang.
3.   Thomas W Zimmerer
Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
4.   Kathleen
Mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengatur, menjalankan, dan menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia usaha.
5.   Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).
6.   Robbin & Coulter
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled. (Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan. 
7.   (Soeharto Prawiro, 1997)
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
8.   Acmad Sanusi (1994)
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.


9.   Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
10. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
11. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:
(1)  Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2)  Memperkenalkan metoda produksi baru,
(3)  Membuka pasar yang baru (new market),
(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
12. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
13.     Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
14.    Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

15.    Raymond, (1995)
Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkanya untuk meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan.
16.    Kasmir (2006)
Wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Dari definisi tentang Entrepreneurship diatas terdapat 3 tema penting yang dapat di identifikasi:
1. Pursuit of opportunities
(entrepreneur ship adalah berkenaan dengan mengejar kecenderungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain tidak melihat dan memperhatikannya).
2. Innovation
(entrepreneur ship mencakup perubahan perombakan, pergantian bentuk, dan memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru, yaitu produk baru atau cara baru dalam melakukan bisnis).
3. Growth
(Pasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas dengan tetap kecil atau tetap dengan ukuran yang sama. Entrepreneur menginginkan bisnisnya tumbuh dan bekerja keras untuk meraih pertumbuhan  sambil secara berkelanjutan mencari kecenderungan dan terus melakukan innovasi produk dan pendekatan baru .