Latar Belakang Budaya
Indonesia
merupakan negara yang memiliki ragam budaya di dalamnya. Begitu pula novel “
Negeri Lima Menara” ini menceritakan tentang bermacam-macam budaya yang
terdapat di Indonesia, novel ini menceritakan tentang kehidupan di sebuah
pesantren yang santrinya berasal dari latar belakang budaya berbeda-beda, tapi
mereka mencoba untuk menyatukan budaya itu menjadi suatu kebudayaan yang baru
yang terbentuk dalam sebuah Pesantren.
Novel ini membuat
pembacanya dapat memaknai bahwa perbedaan kebudayaan sangat indah. Karena
kebudayaan bukan penghalang dalam membentuk kehidupan bersama, kemudian dari
penyatuan kebudayaan tersebut maka terbentuklah individu yang saling menghargai
satu sama lainnya. Seperti tokoh dalam novel ini yang bersal dari latar
belakang budaya yang berbeda, contoh Alif dari Sumatra Barat, raja Lubis dari
Medan dan lain-lain.
Kutipan :
“Saya alif Fikhri dari Maninjau, Bukittinggi, Sumatra Barat”
“makhluk yang paling raksasa di kelas adalah Said Jufri yang
berasal dari Surabaya.”
Latar Belakang Sosial
Dalam
novel “ Negeri Lima Menara” ini menceritakan tentang latar belakang sosial di
dalam sebuah pondok pesantren yang menggambarkan bahwa kehidupan di sini penuh
kebersamaan dalam berbagai hal. Dapat kita lihat saat ujian di akhir
semester di mulai, semua orang di dalam pesantren itu saling
membantu dalam belajar baik antara guru dan murid. Selain itu, dalam hal
memburu pencuri yang sering datang ke pondok pesantren mereka bersama-sama
untuk menjaga dan meronda setiap malam. Tergambarkan pula tentang
serentetan aturan yang ketat, lingkungan belajar yang kondusif, dan keikhlasan
yang selalu dipertontonkan di setiap sudut PM. Para murid bukan hanya
mendapatkan materi secara kering, tetapi mendapatkan ruh, spirit dalam
berjuang mewujudkan cita-cita. Secara tidak langsung kolaborasi latar ini
mewujudkan suatu gambaran yang indah tentang Pondok Madani yang selama ini
digambarkan ekstrem dan kuno, serta jauh dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Kutipan :
”Teman sekamarku berteriak girang, dan mereka segera
merebung dengan piring kosong terulurke arahku.satu potong rendang buat satu
orang. Suatu tradisi kami, siapa pun yang menerima rezeki paket dari rumah,
maka dia harus berbagi dengan kami semua sebagai lauk tambahan di dapur umum
nanti, sama rasa sama rata, seperti gaya sosialis.”
Latar Belakang Ekonomi
Latar belakang ekonomi masyarakat
pondok pesantren yang berbeda-beda, ada yang berasal dari keluarga mampu, menengah,
samapai yang kurang mampu. Satu hal dalam novel ini dapat kita lihat pada Baso
yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang mampu, berbeda dengan Said
yang mempunyai latar belakang ekonomi baik seperti kutipan di bawah ini.
Kutipan :
” banyak yang aku pikirkan, duit, pelajaran, hapalan Al –
Qur’an dan sekarang nenekku sakit. (Tokoh Baso)
“Keluarga Yunus berkecukupan dan sangat menghargai seni
(Tokoh Atang)
Latar tempat
Latar tempat adalah lokasi atau daerah terjadinya sebuah
peristiwa dalam cerita. Latar tempat bisa terjadi di dalam ruangan dan di
lingkungan alam, di jalanan atau di sebuah kota misalnya. Novel Negeri 5 Menara
cenderung menunjukkan latar tempat yang dominan, seperti, masjid, perpustakaan,
lapangan bola, ITB, danau maninjau, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar